Str. Name 1
June 17, 2025
11 11 11 AM

Kontroversi Data Biometrik dengan Imbalan Rp800 Ribu vs Ancaman Kebocoran

Proyek Worldcoin, yang digagas oleh CEO OpenAI Sam Altman, menjadi sorotan publik di Indonesia setelah menawarkan imbalan hingga Rp800.000 bagi warga yang bersedia memindai iris mata menggunakan perangkat “Orb”.
Praktik memindai iris mata memicu kekhawatiran serius terkait keamanan data biometrik dan privasi pengguna.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) pun mengambil langkah tegas dengan membekukan sementara izin operasional Worldcoin dan WorldID di Indonesia.

Mekanisme Worldcoin dan Iming-Iming Uang

Worldcoin menggunakan perangkat Orb untuk memindai iris mata pengguna guna menghasilkan “IrisHash”—kode unik yang dienkripsi sebagai identitas digital (World ID).
Pengguna yang terverifikasi mendapat token kripto WLD, yang bisa dikonversi ke rupiah melalui dompet digital.
  • Nilai WLD fluktuatif, dengan kisaran Rp14.000–Rp16.500 per koin.
  • Imbalan awal mencapai Rp800.000, tetapi menurun seiring waktu, bahkan ada laporan pengguna hanya mendapat Rp50.000 per bulan.
Ratusan warga di Bekasi, Depok, dan Jakarta rela mengantre dari pagi hingga malam untuk memindai mata.
Sebagian besar tertarik karena iming-iming uang tunai, termasuk kalangan pekerja harian, ibu rumah tangga, dan pelajar.

Ancaman Kebocoran Data Biometrik

Data iris mata bersifat permanen dan tidak dapat diubah.  Jika bocor, dapat digunakan untuk pencurian identitas, pemalsuan dokumen (deepfake), atau akses ilegal ke sistem keuangan.

Klaim Keamanan yang Dipertanyakan

Meski Worldcoin mengklaim data disimpan lokal dan dienkripsi, lembaga seperti TrustCloud menyebut tidak ada sistem yang benar-benar aman. 

Teknologi zero-knowledge proof  (bukti tanpa pengetahuan) yang digunakan juga belum diuji independen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *